Tag Archives

One Article

Seminggu Ramadhan, Makin Pedas Harga Cabe di Kotamobagu Pembeli Mengeluh Petani Bersyukur

Posted by isketsac
Seminggu Ramadhan, Makin Pedas Harga Cabe di Kotamobagu Pembeli Mengeluh Petani Bersyukur

iSketsa,Kotamobagu – Belum genap seminggu menjalani ibadah puasa Ramadan, harga sejumlah bahan pokok di pasar Kota Kotamobagu mulai mengalami lonjakan signifikan. Yang paling mencolok adalah harga cabe yang meningkat drastis hingga dua kali lipat dibandingkan sebelum Ramadan.

Di Pasar Serasi Kotamobagu, harga cabe rawit bersih kini mencapai Rp150.000 per kilogram, sementara yang masih bertangkai dijual Rp120.000 per kilogram. Sedangkan cabe keriting juga ikut naik menjadi Rp50.000 per kilogram.

“Untuk cabe rawit per kilogram 150 ribu yang sudah bersih dan 120 ribu yang masih dengan tangkai, sementara cabe keriting 50 ribu,” ujar seorang pedagang sembako di Pasar Serasi Kotamobagu.

Padahal, sebulan lalu Pemerintah Kota Kotamobagu bersama Polres Kotamobagu telah menggelar inspeksi mendadak (Sidak) untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok serta ketersediaan gas LPG di pasaran. Kapolres Kotamobagu, AKBP Irwanto, SIK, MH, bersama Penjabat Wali Kota Kotamobagu, Abdullah Mokoginta, SH, MSi, bahkan berdialog langsung dengan para pedagang. Mereka juga mengimbau agar masyarakat tidak menimbun sembako dan gas LPG, serta menegaskan bahwa tindakan yang menyebabkan kelangkaan barang akan ditindak tegas.

Kenaikan harga cabe ini tentu menjadi beban bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga yang harus menyesuaikan pengeluaran mereka. Rini, salah satu warga yang sedang berbelanja di pasar, mengaku kesulitan dengan harga yang semakin mahal.

“Setengah mati bagini, tiap bulan puasa harga sembako iko nae, apalagi rica sampai dua kali lipat,” keluh Rini.

Namun, kondisi ini tak terlalu berpengaruh bagi pedagang makanan di bulan puasa. YK, seorang penjual hidangan berbuka puasa, mengaku bisa menyesuaikan harga jual makanannya dengan harga bahan pokok yang naik.

“Kalau rica mahal, tentunya ikan masak yang menjual dia pe harga mokase nae,” ujarnya santai.

Sementara itu, di tengah keluhan masyarakat, para petani cabe justru bersyukur dengan lonjakan harga ini. Masri, seorang petani cabe di Kotamobagu, mengaku senang karena harga yang tinggi membuatnya semakin semangat berkebun.

“Lebih bagus kalau nae dia pe harga, torang petani lebih semangat berkebun,” kata Masri dengan wajah sumringah.

Menanggapi kenaikan harga bahan pokok ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kotamobagu, Ariono Potabuga, mengungkapkan bahwa Pemkot akan segera mengadakan pasar murah sebagai langkah antisipasi.

“Dalam waktu yang tidak lama, karena nanti ini pasar murah khusus, kita koordinasikan dulu, untuk titiknya rencana satu titik,” jelas Ariono.

Pasar murah ini diharapkan bisa membantu meringankan beban masyarakat, terutama bagi mereka yang kesulitan membeli bahan pokok di tengah lonjakan harga. Namun, pertanyaannya, apakah langkah ini cukup efektif dalam menekan harga di pasaran? Atau justru hanya menjadi solusi sementara di tengah tantangan ekonomi yang lebih besar?

Yang pasti, di tengah gejolak harga menjelang Lebaran, masyarakat harus lebih cermat dalam mengatur pengeluaran agar kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi tanpa harus terlalu terbebani.(Bas)