iSketsa, BOLTIM – Tahun ini, Pasar Senggol di Desa Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mencatat lonjakan pengunjung yang luar biasa. Jika sebelumnya Pasar Senggol Kotamobagu selalu menjadi pusat keramaian dan dianggap sebagai ikon, kini kondisinya justru berbeda.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa dibandingkan Pasar Senggol Kotamobagu lebih cenderung dipadati kendaraan sementara tahun ini mengalami penurunan jumlah pembeli. Bahkan, hingga H-1 Lebaran, banyak lapak yang belum terjual jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sebaliknya, Pasar Senggol Kotabunan justru mencuri perhatian dengan jumlah pengunjung yang membludak. Warga dari berbagai daerah di Boltim berbondong-bondong datang untuk berbelanja kebutuhan Lebaran.
Salah satu faktor yang membuat Pasar Senggol Kotabunan lebih ramai adalah letaknya yang strategis dengan memiliki lokasi yang lebih luas serta akses jalan lebih lebar. Beragamnya pilihan barang dagangan dengan harga yang lebih terjangkau serta tak kalah penting persatuan masyarakat dan suport Pemda setempat.
Menurut salah satu pedagang di Kotabunan, meningkatnya jumlah pengunjung ini juga didorong oleh semakin baiknya fasilitas pasar dan promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah serta komunitas lokal.
“Tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Mungkin karena masyarakat lebih nyaman berbelanja di sini, dan harga barang lebih bersaing,”ujar seorang pedagang.
Sementara itu Chendri Mokoginta selaku Sekretaris Panitia Ramadhan Fest Kotabunan Selatan mengatakan suksesnya pasar senggol di Kotabunan yang dilihat dari antusias warga, tak lepas dari intervensi Pemda Boltim yang sejak awal sudah turut membantu mempermudah panitia dalam mengelola pasar senggol, baik dari segi ijin maupun hal-hal lain.
“Pasar senggol Kotabunan selatan telah dibuka sejak pertengahan Ramadhan sekitar tanggal 14 dan 15 Maret 2025. Di awal memang jumlah pengunjung masih sedikit tapi semakin dekat hari lebaran jumlah pengunjung makin bertambah,”ungkap Cendri.
Sementara itu, kondisi di Kotamobagu yang cenderung padat dengan kendaraan dan pengunjung. Beberapa warga menduga bahwa daya beli masyarakat yang menurun menjadi penyebab utama.
“Biasanya H-1 itu sudah sangat padat dengan pembeli, tapi sekarang pengunjung masih banyak namun daya beli mngurang, bahkan masih ada lapak kosong,” kata seorang pedagang di lapak Pasar Senggol Kotamobagu.
Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Pasar Senggol Kotabunan akan menjadi primadona baru di wilayah Bolaang Mongondow Raya, menggeser dominasi Kotamobagu sebagai pusat perdagangan utama.
Salah satu sumber mengatakan hal ini dipicu oleh lambatnya keputusan Pemerintah Kotamobagu terkait lokasi yang menjadi pusat Pasar Senggol setelah sebelumnya terjadi pro kontra masyarakat setempat terkait tempat yang direkomendasikan Pemerintah.
Namun akhirnya Wali Kota Kotamobagu, Wenny Gaib, pada akhirnya dalam rapat penting pendirian Pasar Senggol, yang digelar di ruang kerja Wali Kota, Rabu 19 Maret 2025 menetapkannya di Jalan Bogani Gogagoman, sementara kesiapan baru setelah 2 sampai 3 hari kemudian.
Tak hanya itu, Faktor lain seperti Jualan secara online serta pendirian tempat berjualan di rumah dianggap paling berpengaruh kurangnya pembeli.(Bas)