
iSketsa,Boltim— Hingga saat ini, tiga unit Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang beroperasi di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) masih belum diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Kabupaten Boltim.
Ketiga unit tersebut, yakni PDAM Unit Modayag, Unit Nuangan, dan Unit Kotabunan, masih berstatus sebagai bagian dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bukaka milik Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Kondisi ini memicu keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Boltim. Pasalnya, jika ketiga unit PDAM ini dikelola langsung oleh Pemkab Boltim, aset-aset tersebut diyakini mampu menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Di tengah kebutuhan air bersih yang terus meningkat dan potensi PAD yang besar, Boltim tidak bisa terus menjadi penonton di atas kekayaan sumber daya alamnya sendiri,”ketus warga.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun, tercatat ada 1.124 sambungan rumah (SR) aktif dari tiga unit tersebut dengan estimasi pendapatan tahunan mencapai Rp2,094 miliar. Ironisnya, meskipun seluruh sumber air bersih berada dalam wilayah administratif Boltim, tidak ada satu rupiah pun yang masuk ke kas daerah.
Tak hanya melayani masyarakat Boltim, air dari PDAM ini juga dialirkan ke sebagian wilayah Kota Kotamobagu. Potensi pendapatan dari distribusi lintas daerah ini ditaksir mencapai miliaran rupiah per tahun, namun kontribusinya bagi Boltim masih nihil.
Sementara itu, Pemkab Boltim sejatinya telah mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dikelola oleh UPTD Dinas PUPR, Namun, SPAM ini belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Boltim.
Kepala PUPR Boltim Haris Sumantha mengatakan saat ini ada sekitar 1599 sambungan rumah, namun sedang diupayakan sebanyak 4000.
“Kendala alam dan Geografis juga menjadi kendala,”jelas Haris.
Di sisi lain, pada Kamis, 22 Mei 2025, Wali Kota Kotamobagu dr. Wenny Gaib menggelar pertemuan bersama jajaran Direksi PDAM Bolmong dan tim pengkaji kerja sama di kediamannya di Kotobangon. Pertemuan itu membahas rencana pengelolaan bersama PDAM oleh Pemkot Kotamobagu dan Pemkab Bolmong.
Hadir dalam rapat tersebut antara lain Pembina Universitas Muhammadiyah Manado Prof. Dr. Ir. Sangkertadi, Dirut PDAM Bolmong Herman Kembuan, serta sejumlah pimpinan OPD Kotamobagu.
Meski belum melibatkan Pemkab Boltim secara resmi, Dirut PDAM Herman Kembuan menyebut bahwa kunjungan ke tiga daerah lainnya, termasuk Boltim, sudah direncanakan.
“Urusan aset di Boltim sudah menjadi urusan Perumda Tirta Bukaka, bukan Pemda Bolmong lagi,” jelas Herman. Ia juga menyebut rencana pembentukan perseroda yang mengintegrasikan PDAM dan UPT di empat wilayah untuk meningkatkan kemandirian pengelolaan air dan PAD.
Wakil Bupati Boltim, Argo V. Sumaiku, membenarkan adanya komunikasi awal dengan pihak PDAM. “Iya, sudah dibicarakan dengan Dirut PDAM,” singkatnya. (Bas)