Ketua Yayasan RSIA Kasih Fatimah Angkat Bicara Soal Tuduhan Malpraktik
iSketsa,Kotamobagu – Merespons pemberitaan yang dinilai menyudutkan, Ketua Yayasan RSIA Kasih Fatimah, Dr. Fatimah, Sitti Masita, S.H., M.H., akhirnya angkat bicara dalam konferensi pers yang digelar pada Senin malam 2 Maret 2025.
Dalam kesempatan itu, Dr. Sitti didampingi pengurus yayasan dan sejumlah petugas medis. Ia menegaskan bahwa tuduhan yang beredar di sejumlah media terkait dugaan malpraktik di RSIA Kasih Fatimah Kotamobagu tidak berdasar dan merugikan pihak rumah sakit.
“Semua pemberitaan yang menyudutkan RSIA Kasih Fatimah sangat tidak berdasar. Mereka menuduh tanpa bukti yang jelas dan terkesan menyalahkan kami sebagai penanggung jawab rumah sakit,” tegas Dr. Sitti.
Menurutnya, RSIA Kasih Fatimah telah menangani pasien sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tidak ada kebijakan yang diambil secara pribadi atau di luar ketentuan medis yang berlaku.
“Tindakan operasi terhadap pasien telah dilakukan sesuai SOP. Kami juga memiliki bukti kesepakatan antara pihak keluarga dengan RSIA Kasih Fatimah,” tambahnya.
Terkait tuduhan hilangnya salah satu organ tubuh pasien Almarhumah Nazwa Gomba (19), Dr. Sitti menjelaskan bahwa dalam penanganan medis, tim dokter menemukan adanya kista yang terbungkus ovarium. Jika tidak segera diangkat, kondisi ini bisa berakibat fatal bagi pasien.
“Kami menemukan kista berukuran kurang lebih 8 cm di dalam tubuh pasien. Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan kematian. Dalam dunia medis, jika ada potensi kematian yang diketahui namun tidak ditindaklanjuti, justru tenaga medis yang akan disalahkan. Oleh karena itu, kami melakukan tindakan pengangkatan,” jelasnya.
Konferensi pers ini digelar sebagai upaya pihak RSIA Kasih Fatimah untuk meluruskan informasi dan memastikan bahwa tuduhan malpraktik yang beredar di beberapa media keliru.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa kami bekerja berdasarkan prosedur medis yang berlaku, bukan atas dasar kebijakan pribadi. Pemberitaan yang menyudutkan tanpa bukti dapat merugikan kami dan juga menimbulkan keresahan di masyarakat,” tutup Dr. Sitti. (Bas)