Karang Taruna Tobayagan Bersatu Soroti Rekrutmen Karyawan PT. JRBM

iSketsa,Bolsel – Kebijakan rekrutmen karyawan PT. J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) mendapat sorotan tajam dari Karang Taruna Tobayagan Bersatu. Pasalnya, sejumlah karyawan non-skill yang bukan berasal dari wilayah lingkar tambang diketahui bekerja di perusahaan tersebut. Kondisi ini memicu keresahan di masyarakat lokal yang masih banyak mengalami pengangguran.
Ketua Karang Taruna Tobayagan Selatan, Jody Podomi, menegaskan bahwa masyarakat lingkar tambang seharusnya mendapatkan prioritas dalam perekrutan tenaga kerja, terutama untuk posisi non-skill. Namun, berdasarkan informasi yang beredar, justru banyak tenaga kerja dari luar wilayah yang diterima bekerja di PT. JRBM.
“Kami tidak mempermasalahkan keberadaan tenaga profesional atau karyawan dengan keahlian khusus. Namun, jika posisi non-skill diisi oleh orang luar yang bukan berasal dari lingkar tambang, ini adalah bentuk ketidakadilan yang mencederai hak masyarakat lokal,” tegas Jody.
Sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah lingkar tambang, PT. JRBM dinilai memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk memprioritaskan masyarakat setempat. Oleh karena itu, Karang Taruna Tobayagan Bersatu mendesak perusahaan melakukan pemeriksaan administrasi terhadap karyawan non-skill, termasuk razia KTP, guna memastikan bahwa tenaga kerja yang direkrut berasal dari wilayah terdampak.
“Langkah ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat lingkar tambang mendapatkan prioritas sebagaimana mestinya,” tambah Jody.
Senada dengan itu, Ketua Karang Taruna Tobayagan, Isra Mandeng, menjelaskan bahwa lingkar tambang mencakup empat desa di Bolmong dan sepuluh desa di Bolsel. Namun, ia menilai bahwa peluang kerja bagi masyarakat lokal semakin sempit akibat masuknya karyawan dari luar wilayah tersebut.
“Setahu kami, hanya ada empat belas desa yang termasuk dalam lingkar tambang. Namun, informasi yang kami peroleh menunjukkan bahwa banyak karyawan non-skill dari luar wilayah ini yang bekerja di PT. JRBM. Tentu saja, hal ini perlu dipertanyakan,” ujar Isra.
Karang Taruna Tobayagan Bersatu berharap PT. JRBM menunjukkan komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat lokal dan memberikan tanggapan positif atas tuntutan ini. Jika tidak ada langkah konkret, mereka mengancam akan menggalang aksi massa sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil.
“Kami berharap PT. JRBM serius menanggapi aspirasi ini. Jangan sampai persoalan ini berkembang menjadi konflik sosial yang lebih besar,” pungkas Isra.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT. JRBM terkait tuntutan Karang Taruna Tobayagan Bersatu. Namun, masyarakat lingkar tambang menunggu respons perusahaan untuk memastikan hak mereka atas kesempatan kerja di daerahnya sendiri tetap terjamin.(Renaldi)